Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Modul MENGKONFIGURASI SWITCH PADA JARINGAN J.611000.012.02 Terbaru 2018

Modul MENGKONFIGURASI SWITCH PADA JARINGAN J.611000.012.02 Terbaru 2018. Indonesiakompeten.id. Kali ini kami sajikan modul TIK dengan judul Modul MENGKONFIGURASI SWITCH PADA JARINGAN dengan kode modul J.611000.012.02. Beberapa modul TIK yang lain dapat anda dapatkan di website kami.

Ringkasan Modul MENGKONFIGURASI SWITCH PADA JARINGAN J.611000.012.02 Terbaru 2018

A. Tujuan Umum

Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu Mengkonfigurasi
Switch Pada Jaringan.

B. Tujuan khusus

Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi
Mengkonfigurasi Switch Pada Jaringan guna memfasilitasi peserta latih sehingga
pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Menentukan spesifikasi switch yang meliputi: Menyesuaikan Kapasitas
jaringan berdasarkan dokumentasi kebutuhan bisnis saat ini, Menetapkan
Tipe dan jumlah switch berdasarkan kebutuhan jaringan saat ini.
2. Memilih switch yang tepat yang meliputi: Memilih Switch dengan fitur yang
cocok sesuai Kebutuhan, Menyesuaikan Jumlah port dengan kebutuhan
jaringan.
3. Memasang switch yang meliputi: Memasang Switch dan perangkat
pendukungnya berdasarkan kebutuhan jaringan, Membuat Hubungan antar
switch atau perangkat jaringan dengan menyambungkan kabel jaringan,
Mengkonfigurasi Switch berdasarkan kebutuhan jaringan, Menempatkan
Switch di area yang aman.
4. Menguji switch pada jaringan yang meliputi: Menguji Perangkat switch
berdasarkan petunjuk pengujian, Memastikan Perangkat switch terhubung
dengan perangkat jaringan yang lain.

MENENTUKAN SPESIFIKASI SWITCH


A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menentukan Spesifikasi Switch

1. Cara Menyesuaikan Kapasitas jaringan berdasarkan dokumentasi
kebutuhan bisnis saat ini

Kunci penting dalam dunia pengolahan data dan informasi masa kini
adalah apa yang disebut jaringan atau networking. Betapa pentingnya
sebuah terminal dalam sebuah jaringan lokal, LAN (local area network),
karena dibalik itu terdapat ribuan komputer lain dengan ribuan orang lain
yang berada di sebuah perusahaan besar. Di abad 21, dimana sistem jaringan
tak lagi hanya akan melayani sebuah mesin besar saja sebaliknya jaringan –
jaringan akan merupakan sarana bantu yang memungkinkan sebuah
organisasi besar untuk melakukan penyesuaian yang sesuai antara
kebutuhan informasi dengan besarnya aplikasi serta investasi perangkat
keras dan lunaknya.
Kapasitas jaringan adalah rasio jaringan yang disediakan dengan jumlah
pelanggannya. Jika rasio jaringan dengan pengguna internet service provider
(ISP) tinggi maka akan mempengaruhi kecepatan akses. Menyesuaikan
kapasitas jaringan tidak terlepas dari manajemen kapasitas teknologi
informasi. Manajemen kapasitas layanan teknologi informasi meliputi :
a. Proses-proses untuk memastikan bahwa kapasitas infrastruktur teknologi
informasi dapat memenuhi kebutuhan bisnis (yang selalu berubah) secara
tepat waktu dan tepat anggaran.
b. Faktor-faktor yang dipertimbangkan seperti biaya (cost), kapasitas
(capacity), persediaan (supply) dan permintaan (demand)

Ruang lingkup manajemen kapasitas sebagai berikut :
a. Semua hardware seperti PC, Mainframe, file server, dll.
b. Semua perlengkapan jaringan seperti LAN, WAN, bridge, router.
c. Semua periperal seperti storage, printer, dll
d. Semua software seperti OS, software jaringan, sistem yang dikembangkan
sendiri maupun paket, dll.
e. Sumber daya manusia, kurangnya kompetensi sumber daya manusia bisa
menyebabkan delay dalam response time.

Melalui sasaran bisnis yang telah ditetapkan atau melakukan
pemeriksaan terhadap penerapan sistem jaringan yang saat ini digunakan,
dapat diketahui apa yang saat ini menjadi kebutuhan para pengguna
jaringan, serta kebutuhan yang akan terjadi di masa datang. Sebuah desain
jaringan akan menyediakan sebuah solusi teknis yang bersifat menyeluruh
yang didasarkan atas sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.

Berikut ini dijelaskan sebuah contoh tentang perencanaan kapasitas
jaringan. Sebuah perusahaan akan menghitung kapasitas server yang
dibutuhkan ke depan. Posisi eksisting adalah jumlah pegawai 1000 orang,
penambahan jumlah pegawai per tahun 25 orang.

Lalu, tren jumlah rata-rata setiap orang mendapatkan email per hari
100 email/hari, tren jumlah rata-rata orang mengakses/membuka email (20
kali/hari), tren jumlah rata-rata orang mengirim email (50kali/hari), serta
response time 3 detik.

Guna menghitung perkiraan kapasitas bandwith yang dibutuhkan, maka
kita perlu mengukur tiga komponen utama yaitu jumlah operasi per user per
detik, jumlah operasi per detik, serta kapasitas bandwidth. Rumusan jumlah
operasi per user per detik = jumlah operasi per user per hari dibagi (jumlah
rata-rata jam aktif per hari x 3.600 detik).

Kemudian, rumus Jumlah operasi per detik = jumlah operasi per user
per detik x jumlah rata-rata pengguna aktif, serta rumus Kapasitas Bandwith
= Jumlah operasi per detik x beban jaringan untuk 1 operasi.
Selanjutnya kita ukur latensi (overhead) diasumsikan 0,1 s berdasarkan
experience, client processing time diabaikan, email server processing time
diasumsikan maksimal 2,5 s ditentukan oleh user, sehingga network time
sisanya 0,4 s. Kemudian, beban jaringan untuk satu operasi yang dibutuhkan
adalah network time per operasi 0,4 detik dengan data size yang harus
dikirim (Web Page Size) per operasi = 914,95 kb.

Maka perhitungan beban jaringan untuk 1 operasi adalah sebagai berikut:

Network Speed =Data Size / Network Time
Network Speed = 914,95 kb/0,4 s
Network speed = 2287,375 kb/s = 286 kB/s
Kesimpulan awal bahwa beban jaringan untuk 1 operasi adalah 286 kB/s
untuk mendapatkan performansi response time yang cukup untuk 1 kali
operasi.
Langkah selanjutnya adalah masukkan dalam tiga rumusan tadi:
a. Jumlah total operasi/hari = jumlah user * jumlah operasi per hari=
1000*20 = 20000.
b. Jumlah total operasi/detik = (Jumlah total operasi/hari)/(Jumlah jam
aktif sehari) x 3600)(20000)/(8x3600)= 0,7 operasi/detik.
c. Kapasitas bandwidth = jumlah total operasi/detik * beban jaringan
untuk 1 operasi =0,7 operasi/detik * 286 kB/s =200 kB/s.
Kesimpulan akhir = Jika perhitungan kapasitas bandwidth yang dibutuhkan
tetap 286 kB/s.

2. Cara Menetapkan Tipe dan Jumlah Switch Berdasarkan Kebutuhan
Jaringan Saat Ini

Switch adalah sebuah perangkat jaringan pada komputer yang
menghubungkan perangkat pada sebuah jaringan komputer dengan
menggunakan pertukaran paket untuk menerima, memproses dan
meneruskan data ke perangkat yang dituju. Komputer – komputer akan
terhubung melalui kabel jaringan (UTP) yang terpusat pada switch. Switch
hanya mengirim data kepada perangkat yang memang membutuhkannya,dan tidak akan mengirimkan data yang sama kepada semua perangkat yang
berada pada jaringan tersebut.
Switch juga diangggap sebagai jembatan dengan banyak port yang
menggunakan alamat dari hardware untuk memproses dan mengirimkan
data pada layer kedua dari model OSI. Beberapa jenis switch juga bisa
memperoses data pada layer ketiga dengan menambahkan fungsi routing
yang biasanya memakai alamat IP untuk melakukan pengiriman paket.
Switch layer 2 beroperasi pada data link layer pada lapisan model OSI
dimana switch meneruskan paket dengan melihat MAC (Media Access
Control) tujuan, switch juga melakukan fungsi bridge antara segmen-segmen
LAN karena switch mengirimkan paket data dengan cara melihat alamat yang
dituju tanpa mengetahui protokol jaringan yang digunakan.
Switch layer 3 berada pada Network layer pada lapisan model OSI
dimana switch meneruskan paket data menggunakan IP address. Switch
layer 3 sering disebut switch routing dan switch multilayar.
Switch dalam sebuah jaringan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, yakni :
a. Fast Forward/Cut Through
Jenis switch ini hanya melakukan pengecekan alamat tujuan yang terletak
pada header frame. Kemudian frame ini akan dilanjutkan kepada host
tujuan. Kondisi yang terjadi ini dapat membuat latency time. Meskipun
begitu, switch jenis ini merupakan yang tercepat di jenisnya.
b. Store and Forward
Switch dengan jenis ini biasanya akan menyimpan frame untuk rentang
waktu tertentu yang kemudian akan dicek terlebih dahulu oleh sistem CRC
(Cyclic Redudancy Check) yang kemudian akan diteruskan menuju host
yang menjadi tujuannya. Jika ditemukan adanya frame yang error, maka
akan dibuang. Switch ini merupakan switch yang paling dipercaya diantara
yang lainnya.
c. Modified Cut Through atau Fragment Free switch
Switch jenis ini akan melakukan pemerikssaan pada 64 byte pertama dari
frame. Jika ada frame yang mengalami kesalahan dikarenakan tabrakan,
maka frame tersebut biasanya tidak akan diteruskan. Hal ini akan selalu
menjamin frame untuk sampai pada tujuan yang dimaksud. Jumlah 64
byte ini dipilih karena merupakan jumlah minimum yang dianggap krusial
dan penting untuk melakukan pengecekan apakah sebuah frame baik-baik
saja atau error.
d. Adaptive Switching Switch
Switch ini dibuat untuk dioperasikan pada cut through dengan model
normal. Namun jika ditemukan kesalahan yang dianggap terlalu tinggi,
maka switch biasanya akan melakukan konfigurasi kembali secara
otomatis yang kemudian akan dijalankan pada mode store and forward.

Cara memilih dan menentukan jenis switch yang tepat untuk dipakai
pada jaringan komputer LAN harus memperhatikan jumlah host pada LAN,
biasanya dengan semakin bertambahnya jumlah host pada LAN
menyebabkan kebutuhan akan switch menjadi bertambah. Kekurangan port
adalah salah satu contoh kasus yang sering terjadi dan harus menjadi
perhatian dari awal ketika membangun jaringan komputer.

1. Cara Memilih Switch dengan fitur yang cocok sesuai Kebutuhan

Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan tipe switch
berdasarkan kebutuhan jaringan adalah sebagai berikut:

a. Speed atau kecepatan switch dalam meneruskan data.
Menggunakan switch pada jaringan membutuhkan kecepatan yang baik
untuk saling terhubung tanpa ada lost connection. Kecepatan transfer data
pada switch beragam mulai dari 10 Mbps, 10/100 Mbps, dan 10/100/1000
Mbps. Maksud dari ketiga jenis kecepatan transfer data pada switch ini
adalah tergantung dari kecepatan media penghantarnya seperti kabel. Jika
kabel yang digunakan mempunyai kecepatan 10 Mbps berarti cukup
menggunakan switch dengan kecepatan 10 Mbps, jika menggunakan
kabel yang mempunyai kecepatan yang lebih rendah dari switch mala akan
terjadi penyempitan bandwitch pada kabel atau bottle neck.

b. Switch dengan jenis Managed atau Unmanaged
Pilihan Managed atau Unmanaged Switch bergantung pada kompleks
tidaknya jaringan komputer. Semakin banyak jumlah host dan ditambah
dengan tingkat prioritas lalu lintas data yang tinggi maka switch jenis
Managed adalah pilihan tepat.
Jika koneksi pada LAN tidak terlalu kompleks, artinya aplikasi atau lalu lintas
data tidak terlalu beragam dan tidak membutuhkan prioritas dalam proses
transfer maka cukuplah menggunakan switch jenis Unmanaged. Pilihan
Managed dan Unmanaged juga tergantung pada dana atau budget, biasanya
switch Managed harganya lebih mahal dari switch Unmanaged.

c. Jenis port
Ada 3 jenis port yang biasanya tersedia pada switch, yaitu:
1) Ethernet port dengan konektor RJ45 untuk koneksi kabel jenis UTP.
2) Gigabit port dengan konektor SFP atau Small Form Factor Plugable
untuk koneksi kabel jenis fiber optic.
3) Power Over Ethernet atau PoE, selain untuk data transfer kabel
network juga dipakai untuk mengalirkan daya listrik kepada perangkat
tertentu, PoE biasanya dipakai untuk mengalirkan daya listrik ke
perangkat seperti Wifi dan sebagainya.

d. Dimensi dan daya listrik
Dimensi atau ukuran switch beragam mulai dari yang kecil dan ringan
sampai yang besar dan berat. Sesuaikan dengan kondisi rak yang akan
digunakan untuk meletakkan switch tersebut. Pastikan ada ruang yang
cukup untuk menaruh switch dengan posisi yang pas dan mudah
dijangkau.
Daya listrik switch ada yang hanya menggunakan DC berdaya kecil sampai
menggunakan listrik AC yang berdaya listrik besar. Pastikan kebutuhan
akan daya listrik menjadi hal yang harus dipertimbangkan juga.

2. Cara Menyesuaikan Jumlah port dengan kebutuhan jaringan

Cara menyesuaikan jumlah port dengan kebutuhan jaringan didasarkan
rancangan jaringan yang akan dibuat, berapa host komputer (client) yang akan
digunakan.

3. Cara Mengkonfigurasi Switch berdasarkan kebutuhan jaringan

Di bawah ini diberikan contoh cara mengkonfigurasi 4 buah komputer client
dengan switch seperti gambar di bawah ini :
Modul MENGKONFIGURASI SWITCH PADA JARINGAN J.611000.012.02 Terbaru 2018


Langkah-langkah mengkonfigurasi switch dengan 4 buah komputer client
sebagai berikut:
a. Menyiapkan kabel jaringan jenis straight 4 buah.
b. Menghubungkan ujung konektor RJ45 pada port ethernet di komputer
dan konektor satunya di port switch.
c. Memastikan lampu indikator di port ethernet berwarna hijau/kuning.
d. Memastikan lampu indikator di switch juga menyala hijau/kuning.
e. Melakukan setting IP Address supaya keempat komputer dapat saling
berkomunikasi dan sharing data.

Langkah-langkah setting IP address adalah sebagai berikut:


1) Klik Start –Control Panel-Network And Sharing Center-
Change Adapter Setting
2) Kemudian klik Local Area Connection
3) Kemudian klik kanan lalu pilih Properties
6) Pilih Use the following IP address
7) Isikan IP address : 192.168.0.1
8) Subnet mask : 255.255.255.0
9) Klik OK, Setting IP Komputer A selesai.
10) Lakukan langkah yang sama untuk komputer B,C,D yang beda adalah
dalam mengisi IP address
 Untuk komputer B, isi IP address dengan : 192.168.0.2
 Untuk komputer C, isi IP address dengan : 192.168.0.3
 Untuk komputer D, isi IP address dengan : 192.168.0.4

Download Modul MENGKONFIGURASI SWITCH PADA JARINGAN J.611000.012.02 Terbaru 2018

1-Buku Modul- Mengkonfigurasi Switch Pada Jaringan.pdf
2-Buku Informasi - Mengkonfigurasi Switch Pada Jaringan old.pdf
3-Buku Kerja - Mengkonfigurasi Switch Pada Jaringan.pdf
4-Buku Penilaian-Mengkonfigurasi Switch Pada Jaringan.pdf

3 komentar untuk "Modul MENGKONFIGURASI SWITCH PADA JARINGAN J.611000.012.02 Terbaru 2018"